MENGENAL KOPI NUSANTARA YANG SUKSES MENDUNIA
Apakah kalian tahu jika Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia? Jika kalian belum tahu, yuk simak ulasan di bawah ini.
![]() |
| Sumber: https://mnews-wp.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/wp-content/uploads/2020/09/25171024/Petani-Kopi.jpg |
Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar di dunia dengan menempati urutan ke-4 (empat). Berdasarkan pada data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 2020, lokasi dan iklim di Indonesia membantu Indonesia menjadi produsen kopi robusta terbesar keempat di dunia. Total produksi biji robusta dan arabika di Indonesia mencapai 10,7 juta karung dengan berat 60 kilogram pada tahun 2019-2020. Biji-biji kopi ini dihasilkan dari 1,2 hektar lahan tanaman kopi yang dikelola pertanian kecil dan industri mandiri. Eits, selain kopi robusta dan arabika Indonesia juga memproduksi kopi luwak yang banyak diminati dan kopi luwak ini merupakan biji kopi termahal di dunia loh.
Saat ini banyak usaha kedai kopi yang menggunakan kopi nusantara dalam meracik minuman kopi yang mereka jual, salah satunya adalah kedai Hourminute Coffee. Hourminute Coffee merupakan kedai kopi yang beralamat lengkap di Jalan Sukabirus - Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat. Kedai ini menyediakan berbagai menu kopi yang dijual. Dalam meracik minuman kopi, Hourminute Coffee menggunakan blend 70% kopi Arabika dan 30% kopi Robusta. Salah satu jenis kopi yang digunakan Hourminute Coffee, yaitu kopi Malabar. Kopi Malabar adalah salah satu kopi Nusantara yang mendunia dan merupakan jenis kopi Arabika yang memiliki tingkat keasaman sedang
Nah, jadi kalian patut bangga ya akan hal ini. Di pembahasan selanjutnya kita akan mengenal macam-macam kopi Nusantara yang mendunia dan jenis-jenis Kopi. Yuk simak ulasan dibawah ini ya!
Daftar isi
A. Tiga Macam Kopi Nusantara yang Wajib Kalian Tahu!
1) Kopi Gayo
Kopi Gayo adalah salah satu kopi yang berasal dari Indonesia dengan cita rasa yang khas sehingga sudah memperoleh sertifikasi Indeks Geografis sebagai kopi dengan nilai harga jual paling tinggi di dunia. Di Indonesia Kopi Gayo berasal dari daerah Aceh, masyarakat Aceh memproduksi Kopi Gayo di dataran tinggi Gayo Provinsi Aceh, tepatnya di Kabupaten Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Kopi Gayo ditanam pada ketinggian 950-1450 meter diatas permukaan laut, hal ini karena dapat menghasilkan Kopi Gayo dengan kualitas rasa dan karakter yang dianggap baik.
Saat ini Kopi Gayo merupakan salah satu kopi yang sangat disukai oleh penikmat kopi di dunia. Walaupun harga jual kopi ini tergolong mahal, namun tidak mengurungkan niat konsumen atau supplier untuk membeli. Bahkan konsumen atau supplier yang berasal dari luar negeri rela antri untuk mendapatkan kopi ini, karena harus menunggu masa panen kopi. Dengan demikian Kopi Gayo ini sudah berhasil memasuki pasar Internasional dan telah mengekspor kopi ke 15 Negara di seluruh dunia, yaitu Kanada, Jerman, Swedia, Irlandia, New Zealand, Belanda, Taiwan, Malaysia, Hongkong, Turki, Jepang, Inggris, Australia dan Korea Selatan.
2) Kopi Kintamani
Kopi Bali Kintamani berasal dari tanaman kopi arabika yang ditanam di dataran tinggi, yang berada di desa Kintamani, kabupaten Bangli, provinsi Bali. Kopi ini ditanam di ketinggian 900 – 1.600 mdpl, kawasan Kintamani berada di lereng gunung batur. Kualitas kopi ini menjadi salah satu dari ketiga kopi Indonesia yang mendapat sertifikat geografis unik. Karakteristik terkesan manis dan terdapat aroma rempah-rempah. Kopi kintamani memiliki keunggulan yaitu citarasa yang khas, tahan terhadap hama, dan berbuah lebat. Selain itu, petani kopi kintamani memiliki aturan dalam memanen hasil kopi yang tidak berwarna merah, karena kualitas kopi yang terbaik yaitu berwarna merah. Jika petani melanggar aturan, maka akan mendapatkan hukuman. Dalam pengolahannya, kopi kintamani melalui pengolahan basah atau disebut wet process. Pengolahan tersebut dilakukan agar kopi mendapatkan kualitas terbaik.
Pada tahun 1979 Dinas Perkebunan (Disbun) provinsi Bali memulai kegiatan Proyek Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Ekspor (PRPTE). Pada saat penjajahan Belanda, kopi arabika Bali Kintamani pernah dilakukan ekspor pengembangan ini bukan sekedar kepentingan untuk menjalankan ekspor, namun berupaya untuk melestarikan fungsi hidrologis Gunung Batur. Pada tahun 2000, Dinas Perkebunan Provinsi Bali memberikan fasilitas terhadap penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) Jember dan mahasiswa serta peneliti yang berasal dari Pusat Riset Pertanian dan Pembangunan Internasional Perancis (CIRCAD) mengadakan penelitian tentang kopi Kintamani. Dalam pengambilan sampel rasa kopi di tahun (2003 dan 2006), cita rasa pada kopi Kintamani tidak berubah, dan di tahun 2007, cita rasa tetap ada. Dan pada akhirnya disepakati untuk mengurus hak paten kopi Kintamani yang didukung oleh pemerintah. Pada tahun 2008, sertifikat tersebut sudah dikeluarkan.
3) Kopi Malabar
Kopi Malabar adalah kopi yang berasal dari daerah pegunungan Malabar dengan ketinggian 1800 mdpl yang memiliki cita rasa coklat, madu, hingga rasa lemon. Kopi ini memiliki julukan “Java Preanger” karena kualitas kopi melebihi dari kualitas kopi asal Yaman sejak zaman Belanda sekitar tahun 1725. Kopi Malabar dilakukan panen oleh petani pada bulan Mei sampai September, di setiap panen memiliki cara tersendiri yaitu dipetik dari biji kopi pilihan yang memiliki warna kopi merata secara keseluruhan. Karakteristik pada kopi ini yaitu kental dan merasakan rasa coklat yang paling dominan dan juga aroma rempah. Kegiatan ekspor kopi Malabar sudah mencapai ke pasar Asia seperti Thailand dan Korea Selatan, setiap melakukan ekspor mengirimkan 18 ton kopi Malabar setiap 2 hingga 3 bulan.
B. Mengenal Perbedaan Kopi Robusta dan Kopi Arabika
1) Kopi Robusta
Tanaman robusta memiliki nama ilmiah coffea canephora yang menghasilkan biji robusta untuk kebutuhan bahan baku kopi, dalam bahasa Inggris, robust memiliki makna “kuat”. Sesuai dengan namanya, kopi robusta adalah minuman dari ekstrak biji kopi yang memiliki cita rasa kuat,tekstur yang pekat, tingkat keasaman tinggi dan cenderung lebih pahit dibanding arabika.
Perkembangan kopi robusta di Indonesia berkaitan dengan bencana wabah penyakit pada tahun 1878 dengan penyakit karat daun yang menyerang tanaman kopi sehingga sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia rusak. Pada tahun 1902 terdapat penelitian bahwa kopi robusta tersebut lebih tahan terhadap wabah penyakit daun karat, sehingga sekitar tahun 1907, hampir seluruh jenis tanaman liberika diganti dengan robusta. Sejak saat itu, perkebunan kopi yang tersebar di seluruh Indonesia sebagian besar memiliki jenis tanaman robusta untuk produksi kopi. Saat ini, Indonesia berada dibawah Vietnam dan Brazil sebagai penghasil biji kopi jenis robusta, perkebunan kopi dalam negeri mencatat 80% kebun kopi robusta, 17% Arabika dan 3% jenis kopi lainnya.
Kopi robusta cocok ditanam pada daerah tropis yang basah pada ketinggian 400-800 MDPL dengan suhu optimal berkisar 24-30 derajat celcius. Tanaman budidaya kopi robusta dapat dipanen setelah berumur 3-4 tahun dengan siklus panen dilakukan 8-9 bulan setelah pembuangan jika dihitung rata-rata dalam 1 tahun dapat 2 kali panen secara bertahap.
Berkisaran 99% perdagangan kopi dunia dengan jenis robusta dan arabika. Biji kopi robusta dihasilkan oleh negara-negara Afrika dan Asia Pasifik dan Vietnam sebagai negara penghasil kopi robusta terbesar dunia.
2) Kopi Arabika
Tanaman arabika memiliki nama ilmiah Hemileia Vastatrix berasal dari hutan pegunungan Ethiopia dan Brazil. Kedua negara tersebut menguasai 70% pasar kopi secara global. Kopi arabika akan tumbuh maksimal jika ditanam pada ketinggian 1000-2000 MDPL, cocok dengan kondisi tanah yang dengan kandungan bahan organik untuk sumber nutrisi dan menjaga kelembaban dan suhu berkisar 15-24% dan tidak tahan pada temperatur mendekati 4%. Tanaman kopi arabika membutuhkan waktu 8-11 bulan untuk sekali panen mulai dari bentuk kuncup hingga menjadi buah.
Dari segi rasa, kopi arabika memiliki banyak variasi rasa yang beragam seperti lembut, manis,tajam, dan juga kuat, dengan ciri-ciri aroma yang wangi, rasa kental, pahit dan memiliki tekstur yang lebih halus, berbeda halnya seperti robusta yang cenderung memiliki variasi rasa yang netral.
Secara umum kopi arabika dihargai lebih tinggi dibanding dengan kopi robusta. Dari segi rasa, arabika memiliki jangkauan yang luas, setiap varietas kopi yang ditanam ditempat berbeda akan memiliki perbedaan citarasa yang signifikan. Lebih dari 65% perdagangan kopi dunia di domisili oleh jenis arabika. Selain mendominasi pangsa pasar, saat ini dihargai lebih tinggi dibanding dengan jenis kopi robusta. Penghasil kopi arabika terbesar ada di negara-negara Amerika Latin.

Komentar
Posting Komentar