Langsung ke konten utama

Unggulan

MENGENAL KOPI NUSANTARA YANG SUKSES MENDUNIA

Apakah kalian tahu jika Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia? Jika kalian belum tahu, yuk simak ulasan di bawah ini. Sumber:  https://mnews-wp.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/wp-content/uploads/2020/09/25171024/Petani-Kopi.jpg Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar di dunia dengan menempati urutan ke-4 (empat). Berdasarkan pada data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 2020, lokasi dan iklim di Indonesia membantu Indonesia menjadi produsen kopi robusta terbesar keempat di dunia. Total produksi biji robusta dan arabika di Indonesia mencapai 10,7 juta karung dengan berat 60 kilogram pada tahun 2019-2020. Biji-biji kopi ini dihasilkan dari 1,2 hektar lahan tanaman kopi yang dikelola pertanian kecil dan industri mandiri. Eits, selain kopi robusta dan arabika Indonesia juga memproduksi kopi luwak yang banyak diminati dan kopi luwak ini merupakan biji kopi termahal di dunia loh.  Saat ini banyak usah...

MENGENAL APA ITU KONSEP ONLINE MARKETING DAN ONLINE CONSUMER BEHAVIOR

Online marketing merupakan suatu bentuk usaha dari perusahaan yang memiliki tujuan untuk memasarkan produk dan jasanya serta membangun hubungan antara perusahaan dan pelanggan melalui internet. Ketika seorang konsumen berbelanja online, konsumen tidak dapat bertemu langsung dengan penjual.

1. Apasih Pengertian Online Marketing?

      Menurut Philip Kotler pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Tujuan dari pemasaran yaitu untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan, waktu, komposisi permintaan, sehingga membantu organisasi mencapai sasarannya. Strategi memasarkan produk sekarang ini semakin berkembang dan banyak ragamnya, hal ini tak lepas dari perkembangan teknologi dan informasi. Dahulu sebelum ada internet, perusahaan menerapkan strategi pemasaran secara manual atau bertemu langsung dengan konsumen, gaya pemasaran model konvensional ini bila diaplikasikan di zaman seperti saat ini biasanya disebut dengan pemasaran offline. 
        Perkembangan jejaring internet yang sangat pesat membuat pola strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan menjadi masif dan sangat besar. Sekarang ini para pelaku bisnis tidak hanya memasarkan produknya menggunakan media konvensional, namun sudah mulai beralih menggunakan media-media sosial yang interaktif. Pemasaran menggunakan sosial media ini membuat strategi pemasaran lebih tampil menarik dimata konsumen, apalagi harga jual produk secara online cenderung lebih murah dibandingkan offline namun jika berbelanja online ada biaya tambahan yang mesti dikeluarkan untuk pengiriman barang. Pemasaran ini biasa disebut dengan pemasaran online atau online marketing. Online marketing merupakan suatu bentuk usaha dari perusahaan yang memiliki tujuan untuk memasarkan produk dan jasanya serta membangun hubungan antara perusahaan dan pelanggan melalui internet. Ketika seorang konsumen berbelanja online, konsumen tidak dapat bertemu langsung dengan penjual. Hal ini membuat pelayanan yang baik dari penjual seperti sikap sopan, ramah, dan perhatian tidak dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh konsumen. Namun, hal yang menjadi sangat penting dalam online marketing agar pelayanan penjual bisa dibilang baik adalah tetapi dengan kecepatan dan ketanggapan penjual dalam membalas pertanyaan-pertanyaan serta keluhan dari konsumen.

2. Strategi Penjualan Online    

2.1 Apa itu Multi-Channel Marketing Plan?

        Pemasaran Multi Channel merupakan strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan pelanggan melalui berbagai saluran yang bertujuan untuk menjual barang dan jasanya. Berikut adalah saluran yang bisa digunakan perusahaan untuk menjangkau pelanggan mereka:

2.1.1 Website

        Website adalah halaman informasi yang dapat diakses oleh seluruh pengguna internet melalui perangkat yang tersambung dengan internet. Halaman informasi yang terdapat pada website biasanya berisikan dokumen multimedia teks, gambar, suara, animasi, dan video. Dengan adanya website dalam penjualan online perusahaan akan mudah untuk menjangkau serta memberikan informasi terbaru kepada konsumen maupun calon konsumen, selain itu bagi konsumen maupun calon konsumen juga akan lebih mudah untuk mengetahui informasi terbaru dari perusahaan walaupun dari jarak jauh.

2.1.2 Social Marketing

    Social Marketing adalah kegiatan sosial yang menggunakan prinsip-prinsip pemasaran. Artinya, perusahaan yang menerapkan social marketing diharapkan mampu untuk mengutamakan nilai-nilai sosial yang pada dasarnya merupakan bagian dari sistem pemasaran yang terdapat di perusahaan. Contohnya seperti perusahaan membuat program bantuan peduli bencana alam bagi para korban yang terkena dampaknya, dalam hal ini perusahaan dapat menyisihkan sekitar berapa persen dari hasil penjualan yang dapat disumbangkan ke korban yang terkena dampak bencana alam. Dengan demikian keuntungan yang dihasilkan tidak hanya dari penjualan produk maupun jasa saja, melainkan perusahaan juga memperoleh keuntungan dari sisi sosial.

2.1.3 Mobile Marketing

    Mobile Marketing merupakan strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menjangkau konsumen maupun calon konsumen melalui smartphone/tablet, aplikasi, media sosial, dan perangkat seluler lainnya.

2.1.4 Offline Marketing

    Offline Marketing adalah proses pemasaran yang dilakuka secara langsung dengan menggunakan media fisik yang nyata, seperti televisi, radio, koran, majalah. banner, dan poster. Pemasaran secara offline ini dapat meningkatkan penjualan, hal ini karena tingkat kepercayaan lebih tinggi yang dirasakan oleh konsumen.

2.2 Apa itu Periklanan Online (Advertising Online)?

        Periklanan Online (Advertising Online) adalah salah satu strategi pemasaran yang paling sering digunakan saat ini. Dalam melakukan periklanan online, seluruh kegiatannya harus terhubung dengan internet untuk dapat menyampaikan pesan promosi atau informasi kepada konsumen maupun calon konsumen. Periklanan secara online dianggap sangat efektif, hal ini karena dapat menjangkau seluruh konsumen maupun calon konsumen yang berada di dalam maupun di luar negeri. Dengan menerapkan periklanan secara online, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan penjualan yang lebih besar. Adapun media pemasaran yang digunakan untuk periklanan secara online seperti, media sosial Instagram, facebook, tiktok, youtube, marketplace, dan media sosial lainnya.

3. Apasih Pengertian dari Online Consumer Behavior?

        Seiring berkembangnya internet pada saat ini maka platform belanja online pun ikut berkembang, dengan beragam fasilitas-fasilitasnya yang diberikan pada penyedia maka membuat konsumen sering melakukan belanja secara online yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Perilaku konsumen online adalah kegiatan yang dilakukan oleh konsumen dalam memperoleh, memilih, dan menggunakan produk atau jasa yang dipilihnya untuk digunakan pada kegiatan sehari-hari.

4. Dua Faktor Penting dalam Keputusan Pembelian Online

4.1 Kegunaan (Utility)

        Kegunaan yang membentuk keputusan yaitu seberapa jauh konsumen membutuhkan atau seberapa besar kegunaan produk maupun layanan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat membentuk keputusan pembelian. Hal ini tentunya akan berpengaruh apakah bermanfaat atau tidak jika melakukan keputusan pembelian.

4.1 Kepercayaan (Trust)

        Pada faktor kepercayaan ini dapat mempengaruhi karena adanya kepuasan yang diterima oleh konsumen terhadap produk atau layanan jasa yang diberikan oleh penjual. Dengan hal tersebut dapat membuat konsumen untuk terus membeli dan menggunakannya. Kepuasan tersebut antara lain kenyamanan pada saat menggunakan produk atau jasa,dan produk atau jasanya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen sehingga dapat memberikan manfaat saat menggunakan. Kepercayaan konsumen harus terus ditingkatkan dan diperhatikan karena memiliki dampak terhadap keputusan pembelian.

5. Ada 4 Kelompok Tipe Pembeli/Konsumen E-Commerc (Online)

5.1 Impulsive Buyers

        Impulsive buyers adalah konsumen yang membeli produk secara spontan atau tanpa terencana, biasanya konsumen membeli suatu produk dalam jumlah yang cukup banyak secara tiba-tiba tanpa melalui pertimbanga dan proses berfikir yang panjang terlebih dahulu. Impulsive buyers biasanya lebih menggunakan emosi perasaan dibandingkan logika, karena hal ini muncul ketika konsumen melihat sesuatu produk yang menarik menurut dirinya. Contohnya, ketika seseorang melihat diskon atau promo pada suatu tempat perbelanjaan sehingga membuat dirinya tertarik untuk membeli karena konsumen tersebut merasa kesempatan tersebut tidak akan datang pada kemudian hari.

5.2 Patient Buyers

        Patient buyers yaitu kondisi dimana konsumen membeli produk setelah melakukan berbagai perbandingan atas harga, pemasok, model produk, maupun aspek lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada beberapa orang, namun secara umum biasanya hal ini terjadi pada seorang ibu rumah tangga. Contohnya, seorang ibu rumah tangga jika akan membeli suatu produk maka akan memiliki beberapa opsi produk yang sama namun dengan merek yang berbeda kemudian melakukan beberapa perbandingan pada produk-produk tersebut, produk yang menurut dirinya lebih baik maka akan dipilih dan dibeli.

5.3 Analytical Buyers

        Analytical buyers yaitu kondisi dimana konsumen yang melakukan penelitian khusus sebelum membuat keputusan untuk membeli produk atau jasa tertentu. Contohnya, jika seseorang akan membeli suatu barang atau menggunakan layanan jasa tertentu maka orang tersebut akan melakukan penelitian khusus dengan mencari tahu mengenai produk tersebut baik dari sisi kekuatan, harga, kualitas, dan faktor lainnya sebelum membuat keputusan untuk membeli produk tersebut.

5.4 Window Shopper

        Window Shoppers yaitu kondisi dimana konsumen hanya melihat-lihat atau melakukan browsing saja barang yang ada pada suatu toko atau platform online tanpa ada niatan untuk membelinya. Biasanya konsumen seperti ini hanya ingin tahu mengenai produk tersebut agar tidak tertinggal fashion dan trend yang ada.

6. Apa saja Proses Pembelian Konsumen?

        Kotler dan Keller (2016), dalam bukunya telah mengembangkan "model lima tahap" dari proses keputusan pembelian, yaitu: Definisi Masalah (Problem/Need Recognition), Pencarian Informasi (Information Search), Evaluasi Alternatif (Evaluation of alternative) , Keputusan Pembelian (Purchase Decision), dan Perilaku Pasca Pembelian (Post-purchase behavior). Kelima tahapan tersebut merupakan kerangka kerja untuk mengevaluasi proses keputusan pembelian konsumen.

6.1 Pengenalan Masalah (Problem Recognition)

        Proses keputusan pembelian dimulai dengan konsumen yang mengenali adanya kebutuhan atau masalah yang dihadapi. Moustakas (2015) menyatakan bahwa pengenalan kebutuhan dan masalah ini dipicu oleh faktor internal (rasa haus, lapar, dll) dan faktor eksternal (lifestyle). Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah budaya, subkultur, dan kelas sosial (Kotler, 2016). Konsumen yang telah menyadari kebutuhan atau masalah yang dihadapi tersebut maka mereka akan berusaha mencari produk untuk memenuhi kebutuhannya.

6.2 Pencarian Informasi (Information Search) 

        Setelah menyadari kebutuhannya, konsumen akan mengarah pada proses pencarian informasi Konsumen dapat mencari informasi dengan melakukan searching melalui internet dan media sosial, bertanya kepada rekan, atau membaca review produk dari pelanggan lain sehingga mendapatkan beberapa pilihan produk. Pada tahap ini konsumen mencoba mencari tahu sebanyak mungkin tentang merek produk yang tersedia.

6.3 Evaluasi Alternatif (Evaluation Of Alternative)

        Setelah melakukan pencarian informasi, maka konsumen akan dihadapkan oleh beberapa pilihan alternatif. Pilihan tersebut akan dievaluasi berdasarkan kekurangan dan kelebihan masing-masing produk, nilai yang ditawarkan, dan memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Pertimbangan konsumen terhadap produk pilihannya mencakup hal-hal berikut: (1) Fasilitas, (2) Kapasitas, (3) Kontrol Kualitas, dan (4) Harga (Craven dan Piercy, 2009).

6.4 Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

     Setelah konsumen mengevaluasi semua alternatif pilihan, selanjutnya konsumen membuat keputusan pembelian dengan memilih produk yang paling sesuai kebutuhannya. Craven dan Piercy (2009) menyebutkan bahwa kriteria utama yang diperimbangkan konsumen untuk memilih pemasok, yaitu (1) quality, (2) price, (3) delivery, dan (4) technical capability. Ada dua hal yang mungkin bisa mengubah keputusan konsumen untuk membuat keputusan pembeli yaitu review dari teman lain dan keadaan tidak terduga seperti kerugian finansial (Craven dan Piercy, 2009).

6.5 Perilaku Pasca Pembelian (Post-purchase Behavior)

        Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami perasaan disonansi pasca pembelian bahwa membeli produk lain akan lebih baik. Pada tahap ini adalah yang paling penting. Hal Ini tergantung pada tingkat kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk, konsumen akan menjadi pelanggan setia atau secara aktif menghindari merek dan memberitahu orang lain untuk tidak melakukan pembelian baik melalui ulasan online atau dari mulut ke mulut.

Komentar

Postingan Populer